Singaraja – Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha kembali tercatat sebagai peraih juara dalam kompetisi tingkat Internasional, melalui inovasi Augmented Reality Subak dan Electro Wand: An Arduino-Based Learning Practicum Tool for Electromagnetic Wave Detection, mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) atas nama Ni Luh Putu Divya Jyoti Mahardika, bersama tim yang terdiri atas Putu Dimas Pramudita dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika (PTI) selaku ketua tim, Komang Cahayani Putri dari Prodi Akuntansi, dan I Gede Engga Suandita dari Prodi Ilmu Hukum, berhasil menyabet Medali Emas dan IYSA Special Award untuk inovasi Augmented Reality Subak, serta Medali Perunggu untuk inovasi Electro Wand, pada ajang World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022, yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Assocation (IYSA), yang berpusat di Yogyakarta pada 22 – 26 Agustus 2022.
Dikonfirmasi, Ni Luh Putu Divya Jyoti Mahardika menjelaskan terciptanya inovasi tersebut, dilatarbelakangi dari kurangnya minat masyarakat terhadap warisan budaya Indonesia, khususnya generasi muda yang saat ini lebih tertarik terhadap budaya luar. Berangkat dari permasalahan tersebut, pihaknya bersama tim merancang sebuah inovasi Augmented Reality Subak dengan mengkombinasikan budaya dan teknologi untuk mengedukasi masyarakat dengan tetap mengikuti perkembangan zaman.
Disampaikan lebih lanjut, ia yang akrab disapa Divya ini menuturkan inovasi kedua yang diberi nama Electro Wand: An Arduino- Based Learning Practicum Tool for Electromagnetic Wave Detection, merupakan media pembelajaran berupa alat praktikum berbasis arduino, yang dapat membantu siswa dalam mendeteksi radiasi gelombang elektromagnetik. Pihaknya menilai media ini dapat membantu siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran yang belum tersedia pada mata pelajaran Fisika, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada saat pratikum/demonstrasi.
Keberhasilan mahasiswa asal Desa Batuagung, Jembrana ini tak lepas dari buah latihan khusus serta kerjasama tim yang dilakukan sebelum tampil dalam ajang bergengsi tersebut. Ia meluapkan rasa bangganya, pasca diberikan kesempatan memperkenalkan budaya tradisional Bali, Subak yang mengatur sistem pengairan/irigasi pertanian di Bali. Lebih dari itu, mahasiswa bersuara emas kebanggaan Fakultas Ilmu Pendidikan ini juga berkesempatan membawakan lagu “Taksu” dalam sesi Cultural Performance. Tak ayal penampilannya pun membuat decak kagum peserta dan undangan yang hadir dari berbagai Negara. Pihaknya berharap produk ini dapat dikembangkan guna mengedukasi khalayak umum. Tak lupa ia juga mengajak seluruh mahasiswa FIP Undiksha untuk selalu berinovasi dalam rangka mewujudkan FIP Undiksha yang unggul. “Saya menargetkan agar produk ini dapat dikembangkan, sehingga bisa kembali mengharumkan nama fakultas, serta saya berharap produk ini mampu melestarikan warisan budaya Bali”, ujar Divya.
Torehan ini mendapat apresiasi penuh dari Dekan FIP Undiksha, Prof. Dr. I Ketut Gading, M.Psi., menurutnya hal ini sangat luar biasa, dalam rangka mendukung pemeringkatan Simkatmawa Fakultas mendatang. Disampaikan pula, prestasi ini sangat penting untuk meningkatkan daya saing fakultas baik di kancah Nasional maupun Internasional. “Prestasi ini sangat membanggakan, kami dari pimpinan memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan dosen pembimbing atas keberhasilannya meraih prestasi ini”, ungkapya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd., ia menyampaikan FIP Undiksha terus berupaya meningkatkan capaian prestasi, dengan memaksimalkan pembinaan maupun memetakan potensi mahasiswa. “Kami senantiasa memfasilitasi mahasiswa sebagai langkah memaksimalkan capain FIP Undiksha dalam berbagai lomba”, pungkasnya. (hms Dewa Nida)