Singaraja – Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha melalui Gugus Kerjasama dan Internasionalisasi, terus memperluas jalinan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut dalam rangka mewujudkan FIP Undiksha unggul di Asia, melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kali ini, FIP Undiksha menerima kedatangan rombongan dosen serta mahasiswa dari Hiroshima University dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, berkaitan dengan Asian Campus Program dengan mengusung tema “inclusion diversity”. Kedatangannya disambut hangat Dekan FIP Undiksha, Prof. Dr. I Ketut Gading, M.Psi., beserta jajaran bertempat di Ruang Seminar FIP Undiksha (10/09/2022) pagi.
Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini ditandatangani langsung oleh Dekan FIP Undiksha, Prof. Dr. I Ketut Gading, M.Psi., bersama Assistant Prof. Dr. Vu Ha Thu, didampingi Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd., Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Dr. I Wayan Widiana, S.Pd., M.Pd., Wakil Dekan Bidang kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd., Koordinator Kampus Asia, sekaligus akademisi UPI Bandung, Arif Hidayat, S.Pd., M.Si., dan Ketua Gugus Kerjasama dan Internasionalisasi, Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Ph.D.
Sebagai informasi, kunjungan tersebut berlangsung selama 3 hari, diawali dengan kegiatan International Lecture and Sharing Session dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada hari pertama, sabtu 10 September 2022. Dilanjutkan dengan kunjungan budaya ke Desa Bengkala dan Desa Pedawa pada minggu, 11 September 2022. Kemudian di hari terakhir, senin 12 September 2022, melakukan kunjungan ke sekolah laboratorium Undiksha, cooking class, diskusi tindak lanjut rintisan riset/join pubilkasi, STAR/Summer Camp, dan diakhiri dengan closing ceremony dari romongan Hiroshima University dan UPI Bandung, demikian disampaikan ketua Gugus Kerjasama dan Internasionalisasi, Nice Maylani Asril, S.Psi., M.Psi., Ph.D. Menurutnya kegiatan ini merupakan bentuk summer program dalam rangka pengenalan budaya dan kehidupan masyarakat di Bali. Ia berharap melalui program ini, mahasiswa memiliki jejaring networking dalam bidang pendidikan maupun budaya baik di Jepang maupun di UPI Bandung.
“Kita akan banyak belajar dari Hiroshima dan UPI Bandung, utamanya berkaitan dengan pendidikan karakter, dan peace education yang tentunya sangat relevan dengan konsep THK di Bali”, ujar Nice.
Dalam sambutannya, Dekan Gading menyambut positif jalinan kerjasama ini. Pihaknya menilai kegiatan studi lapangan ini sangat menunjang kualitas dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan juga kualitas lulusan di FIP Undiksha. Lebih lanjut, orang nomor satu di FIP Undiksha ini menyampaikan Hiroshima dan UPI merupakan tolak ukur keberhasilan di Fakultas Ilmu Pendidikan. Oleh karena itu pihaknya berharap ke depan dapat menjalin kerjasama dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, seperti halnya pertukaran mahasiswa, team teaching, join riset, publikasi, visiting professor, dan juga visiting lecturer.
“Kegiatan ini akan menunjang kualitas pendidikan kita. Kita berharap lulusan kita memiliki pengalaman sampai di tingkat Internasional, sejalan dengan visi kita.”, harap Gading.
Dikonfirmasi, Kepala Badan Kerjasama dan Kehumasan Undiksha, Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc., Ph.D., menilai ini merupakan program yang bagus, dalam rangka mewujudkan Undiksha unggul di Asia. Ia yang mewakili Rektor Undiksha ini menyampaikan lembaga siap mendukung serta memfasilitasi segala hal keimigrasian untuk mendatangkan mahasiswa asing ke Indonesia. Pihaknya berharap kerjasama ini dapat diperbesar, sehingga akulturasi budaya yang diperoleh lebih kuat.
“Jepang merupakan Negara sasaran kita untuk unggul di Asia. Dengan kedatangan Hiroshima University di FIP ini, saya rasa akan semakin memperkuat kerjasama Undiksha dengan Jepang.”, ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Kampus Asia, Arif Hidayat menuturkan kegiatan ini sebagai bentuk pelaksanaan MoA antara Undiksha dan UPI Bandung dalam hal peningkatan internasionalisasi. Senada dengan itu, Prof. Dr. Vu Ha Thu, mengaku senang berkunjung ke Indonesia yang memiliki ribuan suku, budaya, agama serta adat istiadat. Menurutnya, hal itu menjadi daya tarik untuk belajar di Indonesia. Ia berharap, program ini dapat terus berlanjut dan berkembang bersama seluruh universitas di Indonesia.
“Kami belajar banyak hal tentang keberagaman budaya di Indonesia, khususnya di Bali. Saya harap kerjasama ini senantiasa berjalan, beriringan dengan program-program lainnya.” Pungkas Vu Ha Thu. (hms Dewa Nida)