Banyak cerita menarik dari mahasiswa yang pernah mengikuti PPL Luar Negeri. Salah satunya dari I Gede Wahyu Suwela Antara. Wahyu tertarik mengikuti program PPL Luar Negeri yang di selenggarakan oleh Undiksha karena, “ingin mencoba pengalaman baru. PPL regular biasanya mengajar di sekolah di Bali sedangkan PPL ini bisa memberi kesempatan mengajar di luar negeri dengan sistem pendidikan yang berbeda dengan Indonesia”. Satu-satunya laki-laki perwakilan Fakultas Ilmu Pendidikan yang ikut dalam Program PPL LN ini merasa banyak adaptasi yang harus dilakukan terutama mencari seorang partner laku-laki karena jarak antara asrama putra dan putri terpisah. Namun karena paling beda sendiri mahasiswa semester 8 Prodi PGSD ini mendapat kesempatan untuk menyampaiakan kesan dan pesan saat acara perpisahan.
1 September 2019 wahyu bersama 10 mahasiswa lainnya diterbangkan ke Filipina. Mereka mendarat di Pangasinan State University-Bayambang Campus untuk melatih kemampuan mengajarnya yang merupakan tuntutan dari mata kuliah PPL. Wahyu dan kawan-kawan sempat gagap karena ini kali pertama mereka ke luar negeri ditambah lagi tidak ada pendamping. Namun ini juga menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa karena perbedaan sistem mengajarnya. Mulai dari bahasa pengantar yang menggunakan bahasa Inggris sampai materi yang sangat berbeda, “jadi waktu itu saya mengajar di Laboratory Integrated School-Elementary Bayambang, Pangasinan, saya sempat kaget karena materi pelajaran disana lebih sulit, untuk SD kelas 6 saja materiya sudah hampir seperti SMP kelas 3. Jadi saya perlu belajar lagi disana, sebelum mengajar saya harus belajar dulu. Begitupun dengan pembuatan RPP nya”, ujar Wahyu.
Ia menceritakan sekolah disana fullday dan mata pelajarannya setiap hari sama, namun satu topik justru dibahas secara mendalam, “disana satu topik diajarkan selama satu semester, dibahas secara mendalam sehingga siswa paham secara keseluruhan, sedikit berbeda dengan di Indonesia yang mengajarkan dasar-dasarnya saja saat duduk di SD kemudian dilanjutkan di SMP”. Dalam pemberian PR mereka dilarang memberikan PR pada hari Jumat karena Sabtu dan Minggu adalah waktu anak-anak bersama keluarga. Terkait pendiidkan karakter Wahyu menyampaikan disana kurang mengedepankan karakter yang terpenting adalah mereka bisa, beda halnya dengan Indonesia yang sangat mengutamakan karakter. Menurutnya penanaman karakter di Indonesia sudah bagus walaupun belum terlihat hasilnya. Wahyu ingin materi pelajaran di Indonesia agar lebih fokus dan mendalam lagi tidak hanya pada tahap dasar diimbangi pula dengan pendidikan karakter.
Sebulan di luar negeri, Wahyu dan kawan-kayan pun kembali ke Indonesia pada 30 September 2019. Setelah pulang dari luar negeri Wahyu mendapat tawaran untuk mengajar les Bahasa Inggris. Semenjak itu ia terbiasa mengajar menggunakan Bahasa Inggris, walaupun masih mengajar secara informal. Jika mennjadi guru nanti, hal yang ingin ia implementasikan dari pengalaman mengajarnya di Luar Negeri adalah memakai bahasa inggris saat mengajar sehingga siswa sejak dini terbiasa menggunakan bahasa internasional.