Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia (APS-TPI) merupakan organisasi yang beertujuan untuk memberdayakan setiap intsitusi pendidikan penyelenggara Program Studi Teknologi Pendidikan/Pembelajaran untuk menjadi penyelenggara pendidikan yang dapat menghasilkan ilmuwan dan ahli di bidang teknologi pendidikan/pembelajaran yang berkualifikasi setara, bermartabat tinggi, dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini Program Studi Teknologi Pendidikan, FIP, Undiksha menjadi salah satu anggota dari APS-TPI.
Dr. I Gde Wawan Sudatha, S.Pd., S.T., M.Pd sebagai perwakilan dari Undiksha diundang oleh Ketua APS-TPI, Dr. Rudi Susilana, M.Si untuk menjadi pemateri pada webinar APS-TPI. Wawan pun menyanggupinya sehingga pada 29 April 2020 APS-TPI sekses menyelenggarakan Webinar Edisi pertamanya. Wawan yang membawakan topik Pembelajaran Berbasis Visualisasi disandingkan dengan perwakilan dari Kemendikbud. Dosen Teknologi Pendidikan ini mengungkapkan pentingnya pembelajaran berbasis visualisasi, “pembelajaran berbasis visualisasi ini merupakan hal penting dalam pengembangan modul, media pembelajaran, dan pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran atau pun mata kuliah. Karena terkait dengan pemrosesan informasi pada manusia”.
Dalam webinar itu Wawan menjelaskan, “visualisasi adalah alat untuk mendukung proses pembelajaran. Visualisasi didefinisikan sebagai segala jenis ilustrasi non-verbal (simbolis, seperti grafik, dan gambar, seperti diagram, animasi). Rasionalnya adalah bahwa orang dapat belajar lebih mendalam dari kata-kata dan gambar-gambar daripada kata-kata saja-sebuah temuan yang telah disebut prinsip multimedia. Tiga prinsip yang relevan mengenai pemerosesan informasi manusia berasal dari penelitian dalam ilmu kognitif sebagai berikut: (1) Dual Channels, yaitu orang memiliki saluran-saluran yang terpisah untuk memroses bahan verbal dan bahan gambar. (2) Limited Capacity, yaitu orang dapat memroses hanya sedikit dari informasi pada masing-masing saluran untuk sekali waktu, dan (3) Active Processing, yaitu belajar bermakna terjadi ketika orang terlibat dalam pemerosesan kognitif yang tepat selama belajar, termasuk memperhatikan informasi yang relevan, secara mental menyusunnya ke dalam struktur yang koheren, dan memadukannya dengan struktur-struktur lainnya dan dengan pengetahuan yang diaktivasi dari memori jangka panjang”. Terakait dengan kondisi saat ini Wawan beranggapannya pembelajaran berbasis visual sangat relevan untuk diterapkan. Dapat digunakan pada semua jenjang dan semua teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Undiksha sebagai perguruan tinggi juga sudah menerapkan metode pembelajaran ini.
Sebagai ajang bergengsi yang diikuti oleh dosen-dosen Teknologi Pendiidkan seluruh Indonesia, dosen kelahiran Denpasar ini sangat terkesan terlebih lagi materi yang disampaikannya mendapat respon positif dari peserta. Ia pun berharap penelitian-penelitian tentang visualisasi dalam pembelajaran dan pemerolehan informasi oleh pebelajar (siswa/mahasiswa) dapat dikembangkan lagi.
https://youtu.be/U8KWrRqKi3Q