Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian ditemukan masih lemahnya penghargaan terhadap perbedaan kecerdasan individu, individu yang dimaksud adalah peserta didik di sekolah formal. Kebanyakan masih berfokus pada kecerdasan matematika dan bahasa, “hasil penelitian kami disini masih banyak praktek pendidikan sekolah formal bahwa penghargaan antara perbedaan individu seperti peserta didik masih sangat lemah sekali dimana pendidikan masih fokus pada kecerdasan linguistics dan mathematic, dalam artian guru-guru dan orang tua masih mengagungkan kecerdasan linguistics dan mathematic ini, bagi yang punya anak yang jago bahasa atau matematika maka dianggap anak yang paling pintar di antara teman-teman lainnya”, jelas Sudarma.
Selain iu mengutip Howard Gardner, Sudarma mengungkapkan ada 9 kecerdasan majemuk yang berperan dalam keberhasilan hidup seseorang. Kurangnya sekolah memfasilitasi kecerdasan lain menurut Sudarma tidak sesuai dengan teori menurut Busom yang mengatakan bahwa setiap anak memiliki kepribadian yang unik dan memiliki barisan kecerdasan yang siap untuk dikembangkan. Bila dikaitkan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pada pasal 1 dan 3 tujuan pendidikan salah satunya tentang bagaimana mengembangkan potensi peserta didik. Ini menunjukkan bahwa kita harus bisa mengembangkan potensi lain yang ada dalam diri siswa itu sendiri.
Untuk menjalankan pendidikan agar dapat disebut merdeka belajar maka perlu kompetesi pedagogik yang wajib diasah. Prodi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha hadir untuk membantu mengasah kemampuan ini melalui Pengabdian Kepada Masyarakat berupa Pelatihan Strategi Pembelajaran Berorientasi Multiple Intelligence Bagi Guru-Guru SD di Gugus 3 Kecamatan Buleleng, “baik guru maupun kita sendiri untuk saling mengasah tentang bagaimaa pengembangan kompetensi pedagogik tersebut mulai dari perancangan penyiapan bahan ajar sampai evaluasi, kegiatan hari ini mendukung mengembangkan kompeten pedagogik bapak ibu peserta pelatihan”, ujar Sudarma selaku pemberi pelatihan.
Dalam pelatihan ini Koordinator Prodi TP ini menjelaskan 9 kecerdasan yang terdiri dari:
- Kecerdasan Linguistik (kemampuan berbicara secara fasih dan logis)
- Kecerdasan Matematis/logis (jago matematik perhitungan dan prediksi)
- Kecerdasan Visual/Spasial (mampu memvisual dan membayangkan dalam pikiran)
- Kecerdasan Musikal (mencipta, menggunakan alat musik, mengikuti irama, menyanyi)
- Kecerdasan kinestetik/fisik (trampil meniru gerakan, senam, karateka, olah ragawan)
- Kecerdasan Inter-Personal (bakat sosial, mudah bergaul, pintar membaca reaksi orang)
- Kecerdasan Intra-Personal (kendali batin, jago merefleksi diri/merenung)
- Kecerdasan Naturalis (cinta lingkungan, suka bertanam dan berternak)
- Kecerdasan Eksistensialis (mempertanyakan keberadaannya di dunia filsuf)
Kemudian dilanjutkan dengan bagaimana cara mengembangkan kecerdasan majemuk ini. Serta melatih para guru membuat RPP untuk satu pertemuan yang memfasilitasi kecerdasan majemuk (multiple intellegences) disertai dengan strategi yang tepat.
Pengabdian kepada masyarakat yang telah diselenggarakan pada 10 Juli 2020 di SD N 1 Astina Singaraja akhirnya dapat terselenggara dengan lancar berkat bantuan pendanaan dari LPPM Undiksha dan Luh Ratnadi, S.Pd selaku Kepala SD N 1 Astina yang sangat membantu dalam penyediaan tempat. Peserta yang terdiri dari guru-guru pun sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Hingga diakhir kegiatan Sudarma sempat memberikan post test dalam bentuk game Kahoot agar lebih menarik dan tidak membosankan.