Undiksha berbagi batch 2 kembali hadir dengan topik-topik menariknya. Beberapa topik dipilih narasumber merupakan pendalaman dari materi yang sudah disampaikan pada batch 1. Salah satu topik yang masih eksis karena sejak pandemi Covid-19 orang tua menjadi lebih perhatian terhadap anaknya adalah tentang bagaimana menstimulasi otak anak pada usia dini. Topik berjudul “Stimulasi Anak Berbasis Neurosains” dibawakan oleh Dr. Putu Aditya Antara, S.Pd., M.Pd. Aditya mengatakan bahwa topik yang dibawakannya adalah mata kuliah program studi PG PAUD tentang neuro sains dalam pembelajaran.
Menurutnya orang tua dan guru harus mengetahui karakteristik otak pada anak usia dini. Jika tidak mengetahui ini maka akan ada banyak masalah yang ditemui terutama dalam hal stimulasi yang kemungkinan gagal. Stimulasi yang dimaksud adalah bagaimana membuat otak pada anak usia dini memiliki banyak jaringan. Pentingnya stimulasi ini untuk membantu merangsang otak anak sehingga dapat meningkatkan kecerdasannya. “Kadang ada stigma yang mengatakan bahwa sebuah keluarga yang orang tuanya tidak pintar maka ini akan memberi dampak pada anak-anaknya. Stigma ini ada benarnya karena tidak terjadi stimulasi otak anak dan bagaimana pengasuhannya dirumah, misalnya orang tua sering melakukan kekerasan terhadap anak maka anak-anak yang seperti ini akan sulit berkembang ketika mengikuti pembelajaran di sekolah, daya ingat dan daya analisisnya lemah. Melihat hal ini salah satu yang menjadi kajian kita adalah neurosains”, jelas Aditya.
Di awal slide, Wakil Dekan 3 FIP ini menampilkan gambar yang di dalamnya tersembunyi 8 gambar wajah. Penonton diminta untuk menemukan kedelapan gambar wajah yang tersembunyi itu. Ternyata tidak mudah menemukan kedelapan wajah tersebut dan ini merupakan salah satu teknik menilai kerja otak kita. Betapa pentingnya peran otak bagi manusia, karena semua bersumber dari otak. Bahkan di Bali otak disebut sebagai raja indriya. Dari penjelasannya perlu diketahui bahwa yang pertama kali terbentuk pada janin adalah sel otak bukan jantung. Setela pembuahan 16 harinya sudah terbentuk sel otak, 1 bulan kemudian bentuk otak sudah mulai sempurna. Denyut yang muncul merupakan denyut dari jaringan yang bergerak. Sedangkan jantung dan organ lainnya baru terbentuk 1 bulan kemudian.
Kemudian bagaimana melakukan pendekatan stimulasi pada anak usia dini yaitu dengan bermain. Bermain mempercepat proses kematangan otak. Jaringan sel otak yang bagus adalah otak yang kaya dengan koneksi, berkat rangsangan aktivitas pada anak-anak yang diasuh dengan kebahagaian. Tingkatan otak terdiri otak bawah, tengah dan atas, yang menjadi ciri khas otak manusia adalah otak bagian atas. Ada 2 belahan otak yang dimiliki manusia adalah otak kanan dan otak kiri. Otak kiri berkaitan dengan angka, daya ingat, tata bahasa, logika, dan rasio. Sedangkan otak kanan berkaitan dengan krestifitas, irama musik, warna, imajinasi dan lamunan.
Begitupun dengan fungsi otak dosen program studi PG PAUD ini membedakan fungsi otak berdasarkan jenis kelaminnya. Otak pada anak laki-laki memiliki fungsi yang berbeda dengan otak anak perempuan jadi jangan disamakan anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki cenderung lebih mudah mengalami disleksia,, mudah mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactiviy Disorder) karena tingkat oksitosin atau hormon kasih sayangnya rendah. Anak laki-laki lebih mudah stres dibandingkan anak perempuan. Anak laki-laki umumnya lebih bagus dibidang matematika 4 tahun sebelumnya dibandingkan anak perempuan. Lubang air mata yang dimiliki anak laki-laki lebih sempit dari perempuan sehingga ini menyebabkan perempuan lebih sering menangis dari pada laki-laki.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan otak adalah nurisi, literalisasi, genetik, dan stimulasi. Bagaimana cara menstimulasi perkembangan otak janin? Karena jaringan otak sudah terbentuk dalam kandungan jadi seorang suami harus menjaga istrinya agar tidak stres, di Bali biasanya suami tidak memotong rambut saat istrinya sedang hamil. Kemudian memperbanyak omega 3. Asupan yang dibutuhkan otak adalah sayur, buah, air, protein, minuman, oksigen dan karbohidrat.
Aditya menawarkan model stimulasi visual dengan memberikan anak gambar berwarna-warni agar anak mudah mengingat. Gambar yang diberikan juga berisi pola-pola sehingga anak berpikir. Misalnya gambar siklus terbentuknya kupu-kupu. Setelah model stimulasi visual juga ada model stimulasi auditori yaitu bercerita dan bernyanyi. Bernyanyi tidak hanya sekadar bernyanyi tapi juga mengikuti gerakan jadi ajak anak bernyanyi sambil menirukan geraknya, bermain peran dan bermain puzzle. Mengambil referensi dari Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum, Aditya mengatakan bahwa saat makan pun anak harus mendapat stimulasi terhadap panca indranya. Makanan beraneka rasa menstimulasi indra pengecap, aneka warna menstimulasi indra pengelihatan, aneka aroma menstimulasi indra penciuman, menggunakan tangan menstimulasi indra peraba, sampai mengunyah krupuk pun adalah menstimulasi pendengaran kita. Selain itu juga ada pembuatan mind maping, melakukan yoga dan meditasi.