Undiksha terus bergerak melawan covid-19 dengan merumuskan solusi pencegahan perkembangan pandemi Covid-19. Hal ini dibahas melalui forum diskusi yang dilaksankan pada Senin (20/2/2020). Pembahansan ditekankan tentang sikap menghadapi new normal. Diskusi yang berlangsung di Ruang Ganesha I Rektorat ini mengundang Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto dan sejumlah akademisi Undiksha dari bidang kesehatan, pendidikan, hukum, sosial budaya, sains dan ekonomi. Dilansir dari undiksha.ac.id, dalam diskusi itu disinggung kemunculan kasus Covid-19, khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng akibat masyarakat yang kurang disiplin. Protokol pencegahan yang telah dianjurkan oleh pemerintah belum digayung bersambut dengan semangat yang sama. Menyikapi hal tersebut, dipandang perlu ada edukasi yang semakin masif kepada masyarakat, terutama yang beraktivitas di tempat publik. Hal ini juga diimbangi dengan penegakan aturan terhadap para pelanggar.
Dr. I Wayan Widiana, S.Pd., M.Pd selaku perwakilan dari Fakultas Ilmu Pendidikan turut hadir dalam kegiatan itu. Ia menyampaikan bahwa New normal adalah pembiasaan baru yang diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. New normal saat ini lambat sekali bergerak. Sehingga perlu dipercepat. Cara mempercepatnya adalah dengan sebuah gerakan yang konsisten disertai role model. Beberapa kebiasaan yang cepat terjadi menurut Widiana adalah proses pembelajaran online dan bekerja di rumah. Gerakan ini akan berhasil jika dilakukan oleh sebagian besar orang sehingga yang sebagian kecil akan mengikutinya. Yang dimaksud dengan sebagaian besar adalah kelompok ASN, polisi, tentara, siswa dan mahasiswa serta kelompok masyarakat adat. Namun saat ini masyarakat adat belum berhasil mempercepat new normal.
Perlu waktu 1-3 bulan jika ingin menurunkan virus dan mengamankan ekonomi menurut Widiana. Dengan memperhatikan fase kehidupan yang terdiri dari:
- Fase hidup nyaman: masyarakat masih mengikuti.
- Fase pre kritis : masa dimana tabungan masyarakat mulai menipis, tidak ada gejala perbaikan ekonomi, belum ada kebijakan. Masyarakat mulai melanggar kehidupan masyarakat
- Fase kritis : fase dimana masyarakat sudah tidak memiliki tabungan, hidup untuk bekerja dan harus keluar, dan mulai tidak peduli dengan aturan dan
- Fase bebas : tidak ada aturan, tidak ada harapan, dan tidak ada kehidupan sosial. Masyakatar sudah tidak peduli dengan dirinya.
Saat ini masyarakat sedang berada di fase kritis. “Difase kritis inilah kita bisa bergerak dengan mempercepat new normal. Selain itu agar masyarakat mudah bergerak maka dibutuhkan adanya kepastian, konsistensi dan role model. Sehingga dari yang awalnya terpaksa menjadi terbiasa, dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Kita harus memaksa masyarakat melakukan new normal, sampai menjadi kebiasaan. Kebiasaan menjaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan, dan menggunakan hand sanitaiser. Dalam hal ini perlu pihak yang bertugas untuk mengontrol yaitu Dandim dan kawan-kawan”, jelasnya.
Wakil Dekan II FIP ini menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada pemerintah, abdi negara dan masyarakat. Pemerintah perlu mengurangi program pemerintah yang menyebabkan masyarakat keluar atau mengizinkan wilayah zona hijau untuk keluar. Kemudian mendisiplinkan masyarakat berbasis wilayah. Wilayah itu kalau melanggar di karantina sendiri dengan penjagaan ketat. Saatnya Abdi Negara Mengabdi, melibatkan seluruh ASN, Polisi, tentara untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Serta mengubah kegiatan yang ada untuk edukasi masyarakat, misalnya dengan Lomba Hidup Bersih dan Sehat.
Hal yang disampaikan Widiana sejalan dengan rencana Undiksha untuk menambah jumlah wastafel di sejumlah lokasi untuk mempermudah civitas akademika mencuci tangan dan rencana adanya satu desa dampingan sebagai garda terdepan melawan covid-19 yang sedang dalam proses pengkajian. Dandim, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto mengapresiasi berbagai pemikiran yang disampaikan para akademisi Undiksha dalam diskusi ini. Diharapkan Undiksha dapat menjadi contoh dalam pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga dapat diikuti oleh masyarakat, terutama di wilayah Kabupaten Buleleng.