Undiksha berbagi batch 2 menjadi saran bagi salah satu dosen Undiksha untuk menyampaikan lebih dalam mengenai potensi menjadi seorang pemimpin, mengenai siapa yang bisa dan siapa yang membutuhkan. Dalam kuliah online yang berdurasi 1 jam 7 menit itu Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd menyampaikan kepemimpinan pelyanan mulai dari konsep, teori, dan syarat-syarat serta implementasinya di berbagai dimensi kehidupan pribadi, keluarga, lembaga/organisasi pendidikan dan masyarakat. Pada awalnya ia mulai menjelaskan esensi dari kepemimpinan pelayanan yang mengutamakan pelayanan terbaik kepada pengikut atau pelanggan serta memiliki komitmen terhadap orang yang dilayani.
Dicontohkan seperti halnya dosen dan pegawai yang melayani mahasiswa karena menurutnya tanpa mahasiswa mereka tidak ada artinya. Sama halnya pula seperti perjalanan menuju kampus atau tempat keja kita melayani diri kita dengan mematuhi lalu lintas kemudian sampainya di kantor kita melayani orang yang ada di kantor. Tanpa kita sadari pelayanan menjadi rutin kita lakukan setiap hari. Begitulah esensi kepemimpinan pelayanan menurut Prof. Agung.
Menjadi pendengar yang baik sebagai alasan mengapa manusia memiliki telinga 2 dan 1 mulut adalah untuk lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Seorang pemimpin pelayan perlu lebih banyak mendengar. Seorang pemimpin juga perlu memiliki empati agar mudah mengenali karakter orang-orang yang dipimpinnya. Penyembuhan juga perlu untuk membantu mengatasi masalah pengikut. Selain itu masih banyak lagi ciri-ciri kepemimpinan pelayanan yang dijelaskan dengan mengambil referensi dari Spear tahun 1956. Ciri-ciri itu antara lain pengetahuan yang luas, ajakan, konseptualis, wawasan luas, pekerjaan yang mengurusi, komitmen mengembangkan pengikut, serta mampu menyadarkan anggota untuk membangun diri, organisasi dan masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya pada tahun 2015, Prof. Agung mengemukakan ciri kepemimpinan pelayan yang terdiri dari rasa tulus hati, jujur, transparan, tanggung jawab, dan komitmen. Ia menekankan komimen akan dimiliki jika 4 ciri sebelumnya sudah terpenuhi. Pada dasranya tujuan utama kepemimpinan pelayan adalah memberikan pelayanan prima sehingga tercapai kepuasan pelanggan/pengikut. Pelayanan prima yang dimaksud sesungguhnya merupakan akronim dari, Pantas, Empati, Langsung, Akurat, Yakin, Aman, Nyaman, Alat, Nyata, Perkataan, Rahasia, Informasi, Mudah, Ahli.
Kemudian apakah semua bisa menjadi pemimpin ? Prof. Agung optimis bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin pelayan, hal ini dapat dimulai dari bagaimana melayani diri sendiri dan keluarga. Karena pada teorinya menyatakan bahwa setiap manusia membutuhkan pelayanan dan pelayanan harus dilakukan sebagai bentuk kewajiban sebagai manusia yang berguna. Beberapa teori lain yang mendukung adalah teori faktor tentang 5 kebutuhan terutama kebutuhan akan pengakuan, hirarki kebutuhan Maslow terutama kebutuhan akan harga diri dan penghargaan sampai aktualisasi diri. Teori ERG dari ALdderfer tentang keterkaitan dan eksistensi sebagai mahluk tuhan, individu, sosial. Ditambah dengan teori kebutuhan akan kekuasaan.
Pada intinya kegiatan memimpin adalah tentang bagaimana seorang pemimpin melakukan olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga. “Cuma orang-orang kadang lupa diri bahwa mahasiswa perlu pelayanan juga, saya selama masa pandemi ini mengalami kesulitan juga dalam memberikan pelayanan ini misalnya dalam bimbingan skrpsi biasanya jika bimbingan langsung cukup dilakukan 3 kali bimbingan sedangkan setelah menggunakan metode daring perlu 5 kali bimbingan, sehingga tidak bisa memberikan pelayanan prima saat Covid. Saya kurang tidur karena ingin memberikan pelayanan yang tidak mengecewakan mahasiswa. Kita harus sadar kewajiban karena dosen dan pegawai nasibnya ditentukan oleh mahasiswa”, tutur Agung.
Setiap orang memang perlu dilayani tapi jangan berlebihan agar tidak manja. Jika dilayani denga setulus hati akan terjadi kontak serius sehingga terjalin hubungan baik menjadi relasi yang positif. Setiap hal pasti ada batasannya begitupun dengan kepemimpinan pelayan yang tidak menjamin 100% kepuasan. Penyebabnya adalah setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Teori Mcgregor menyatakan manusia terdiri dari 2 tipe, tipe x pemalas dan tipa y rajin. Sedangkan menurut Glickman manusia dibagi menjadi 4 kuadran, kuadran 1 memiliki kecerdasan rendah dan kenitmen rendah, kuadran 2 kescerdasan rendah komitmen tinggi biasanya memiliki karakter pengikut, kuadran 3 kecerdasan tinggi komitmen rendah biasanya suka mengkritik dan kuadran 4 kecerdasan tinggi dan komitmen tinggi inilah yang paling bagus. Selain itu manusia juga memiliki 2 kecerdasan menurut D. Goleman, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Menurut Agung seorang pemimpin yang sukses cederung lebih bagus dalam kecerdasan emosionalnya. Bali juga mengenal istilah rwa bhineda tentang baik dan buruk, laki-laki dan perempuan serta hal lainnya yang saling berlawanan. Kesimpulannya seorang pemimpin harus mampu menerima saat tidak bisa diikuti oleh semua orang.
Manfaat kepemimpinan pelayan ini adalah untuk mencapai kebahagian spiritual dan sosial. Sesuai kurikulum hidup untuk menjawab tentang siapa saya, untuk apa saya ada, mau kemana saya nanti dan apa yang akan saya bawa. Semua berawal dari kecerdasan spriritual, intelektual dan sosial sehingga bisa melahirkan kecerdasan kinestetik atau badani yang mana ketiga kecerdasan tentang spiritual, pikiran dan rasa dapat dilihat dari prilaku seseorang. Di akhir presentasinya Agung berharap semoga apa yang disampaikannya dapat menambah wawansan di lembaga pendidikan untuk meningkatkan pelayanan kepada orang-orang yang patut kita layani. Kuliah online berakhir dengan 3 penanya yang menyampaikan pertanyaan serta kesan positifnya saat mengikuti kuliah online ini.