“Taburlah gagasan, tuailah perbuatan;
taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan;
taburlah kebiasaan, tuailah karakter;
taburlah karakter, tuailah nasib.”
(Covey, 1997)
Banyak anggapan bahwa sains (IPA) merupakan mata pelajaran yang hanya berkaitan dengan konsep dan rumus-rumus yang nyelimet. Berbeda dengan pandangan salah satu dosen Fakultas Ilmu Pendidikan ini, menurutnya “banyak konten IPA yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya. Tugas pendidik adalah menggali nilai-nilai pendidikan karakter. Dengan demikian, pembelajaran sains di sekolah diharapkan tidak sekadar penyampaian pengetahuan saja, tetapi juga dimuati karakter. Lebih-lebih di SD, pendidikan karakter porsinya lebih besar dibandingkan pengetahuan.”
Hal itu pula yang melatarbelakangi Dr. I Gede Astawan, S.Pd., M.Pd mengambil topik “Penguatan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sains” pada kuliah online Undiksha Berbagi. Dalam kuliah online itu penulis buku “Teori dan Aplikasi Model Pembelajaran Trikaya Parisudha” ini memaparkan karakter-karakter baik dalam pembelajaran sains yang dapat ditiru oleh peserta didik. Salah satu contohnya pada materi tumbuhan yaitu pohon kelapa yang semua bagian pohonnya dapat bermanfaat bagi siapa saja. “Artinya jadikanlah diri kita berguna bagi lingkungan di sekeliling kita”, jelasnya. Karakter yang ditanamkan menurutnya adalah cinta kasih, peduli sesama, dan peduli lingkungan.
Selain pohon kelapa, dosen prodi PGSD asal Karangasem ini juga mencontohkan ulat yang karakternya pekerja keras, matahari yang memiliki karakter keadilan, keiklasan dan kesetiaan, hukum I Newton tentang perubahan kebiasaan baik dan buruk, hukum II Newton tentang perlunya dorongan untuk mengubah kebiasaan, dan hukum III Newton tentang hukum sebab akibat.
Ketika ditanyai mengapa tertarik menjadi narasumber dalam kuliah online Undiksha Berbagi, dosen yang merupakan wisudawan S3 terbaik Prodi Ilmu Pendidikan-Pendidikan Sekolah Dasar ini menjelaskan ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya pada masa pandemi ini. Banyak respon positif yang diberikan oleh peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Hal ini membuatnya sangat senang dan akan melanjutkan kuliah online pada batch 2 dengan membawakan materi lanjutan dari materi yg pertama yaitu Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. “Hal menarik yang saya ingat adalah setelah saya selesai memberikan materi, ada beberapa peserta menjapri saya via WA memberikan penguatan, di antaranya menyarankan waktunya ditambah, materi yang dibawakan relevan dengan kondisi di sekolah, IPA menjadi menarik ketika diintegrasikan denganpendidikan karakter, dll”, tuturnya. Akhir kata ia berharap semoga program ini terus berlanjut dengan durasi waktu yang lebih panjang.