Metode e-learning sudah diterapkan oleh program studi PDSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Undiksha sejak tahun lalu walaupun belum dilakukan secara penuh. Baru setelah mewabahnya pandemi Covid-19 hingga dikeluarkannya aturan untuk kuliah daring sejak bulan Maret lalu, prodi PGSD mulai mengaplikasikan metode e-learning secara penuh. Metode ini dibuat dalam kurun waktu 16 kali pertemuan dan digunakan oleh semua dosen dan mahasiswa prodi PGSD. Koordinator Prodi selaku administrator juga telibat untuk memantau berlangsungnya proses perkuliahan.
Dr. I Gede Margunayasa, S.Pd., M.Pd selaku koordinator program studi PGSD menjelaskan implementasi dari program e-learning ini sangat baik karena sistemnya sudah dipersiapkan dari tahun lalu dan dosen-dosen pun sudah membuat perangkatnya, ” sistem yang kami gunakan di e-lerning kami adalah sistem PeDaTi. P nya adalah pelajari, D adalah dalami, T adalah terapkan, dan I adalah evaluasi”.
Yang dimaksud dengan pelajari adalah diisiapkan materi dalam bentuk, PDF, Power Point maupun Video untuk dipelajari oleh mahasiswa. Kemudian dalami adalah disediakannya forum diskusi, pada setiap mata kuliah di setiap kelas akan ada 2 topik diskusi yang harus dijawab dan dikomentari oleh dosen. Sedangakan terapkan dapat dilakukan melalui pembuatan tugas. Tugas ini tidak diberikan di setiap pertemuan melainkan diberikan sebanyak 4 kali selama 16 kali pertemuan yaitu pada pertemuan ke 4, 7, 12 dan 15. Pengaturannya pun sama, berlaku untuk seluruh mata kuliah. Dan yang terakhir adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan 2 kali yaitu saat ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Sebagai bahan evaluasi prodi PGSD telah mendapat 302 tanggapan dari angket berbentuk google form yang sudah disebarkan selama 2 hari. Hasilnya rata-rata penggunaan e-learning oleh mahasiswa adalah 3 jam per hari. Sebanyak 56% responden dapat mengakses e-learning dengan lancar sedangkan sisanya sebanyak 44% menyatakan kurang lancar akibat terkendala sinyal internet. Sehingga Marguna menyimpulkan tingkat kesuksesan e-learning sangat bagus.
Kelebihan dari sistem e-learning yang digunakan oleh prodi PGSD adalah dosen dan mahasiwa tidak perlu bertatap muka secara langsung, selain itu digunakan juga sistem asynchronous dan synchronous, “sistem e-learning kita menggunakan sistem asynchronous dalam arti mahasiswa membaca, belajar mandiri dirumahnya, kemudian menjawab diskusi, menjawab tugas kemudian mengirimkannya dan lain sebagainya. Kemudian di saat-saat tertentu dosen juga akan mengomentari jawaban-jawaban yang dikirim oleh mahasiswa. Nah untuk kekurangan cuma beberapa masalah di sinyal, akan tetapi karena kita menggunakan asynchronous jadi tidak terlalu bermasalah kendala sinya itu masih bisa diatasi. Nah sistem e-learning kita juga kita lengkapi dengan metode synchronous yaitu antara dosen dan mahasiswa kita harapkan bertatap muka menggunakan google meet 2 kali untuk setiap mata kuliah setiap kelasnya”, jelas Marguna
Mahasiswa pun merespon positif metode e-learning ini, menurut Marguna mereka berharap agar perkuliahan e-lerning tetap dilanjutkan di semester depan dengan sistem yang lebih baik lagi. Marguna juga mengkonfirmasi bahwa semester ganjil akan tetap digunakan metode e-learning sesuai dengan kebijakan Mendikbud tentang pembelajaran daring. Beberapa persiapan yang akan dilakukan adalah perbaikan sistem, menetapkan perangkat pembelajaran, membuat fitur menarik seperti evaluasi dalam bentuk kuis dan melengkapi pedoman yang ada. Akhir Juli ditargetkan semua perangkat dari dosen sudah siap dan di input ke sistem e-learning PGSD sehingga pada Agustus e-learning sudah bisa diakses di Web Undiksha. Dengan demikian diharapkan mahasiswa akan tertarik mengikuti perkuliahan berbasis e-learning dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.