Senat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singarajamenggelar lomba Pemilihan Remaja Berbudipekerti (PRB) XI tingkat Provinsi Bali 2015.
Gelaran lomba ini telah memasuki tahapan grand final yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Undiksha, Singaraja, Bali, Rabu (28/10/2015) petang.
Ada 10 peserta dari 77 peserta yang mengikuti lomba ini lolos dan bersaing untuk menjadi juara dalam grand final kali ini. Mereka berasal dari SMA/SMK se-Bali.
Dari sepuluh finalis tersebut, tiga di antaranya keluar sebagai juara. Antara lain, juara I berhasil diraih Ni Putu Sri Pratiwi dari SMAN 1 Tabanan.
Ia berhak mendapatkan piala bergilir Gubernur Bali, piala tetap Disdipora, piagam dan uang pembinaan.
Sementara juara II diraih I Dewa Refortana Nida dari SMAN 1 Amlapura, dan juara III Kadek Ngurah Yoga Pratama dari SMAN Bali Mandara.
Keduanya berhak mendapatkan piala tetap Rektor Undiksha, piagam dan uang pembinaan.
Ketua Panitia, Made Gede Suwiyadnya mengatakan, PRB merupakan kegiatan rutin Senat FIP setiap tahunnya untuk membudayakan budi pekerti di kalangan remaja.
Para remaja diseleksi dengan dasar penilaian prestasi akademik, ekstrakurikuler, kepribadian dan wawasan kebangsaan.
“Kegiatan ini rutin kami laksakan sidasari atas kepedulian kami terhadap remaja. Dimulai dari masing-masing sekolah nanti mereka dapat meningkatkan, memperbaiki dan menularkan budi pekerti dari satu remaja ke remaja lainnya. Diharapkan remaja-remaja di Bali menjadi lebih berbudi pekerti,” ujarnya.
“Tahapan seleksi dimulai sejak September lalu. Setelah mendaftar ada seleksi administrasi, seleksi kepribadian, kemudian disaring menjadi 10 finalis yang sekarang mengikuti grand final. Mereka yang dinilai adalah prestasi akademik, ekstrakurikuler, dan kepribadian, wawasan, budi pekerti, ajeg bali dan politik sosial hukum dan HAM,” tambahnya.
Sementara Pembantu Rektor 1 Undiksha, Dr Ida Bagus Putu Arnyana Msi menambahkan, lomba PRB merupakan kegiatan yang sangat positif untuk membudayakan budi pekerti di kalangan remaja.
Sebab di era globalisasi kini banyak budaya yang dikenal remaja, sehingga dengan budi pekerti mereka diharapkan dapat mengantisipasi budaya negatif.
“Kegiatan ini sangat perlu dilaksanakan dan diperbanyak untuk mengingatkan kita betapa pentingnya budi pekerti untuk dibudayakan. Mengingat pada zaman globalisasi ini remaja itu terpengaruh dari luar, ada yang baik dan ada yang buruk sehingga mereka diharapkan memiliki kecerdasan dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk,” ujarnya. (*)